Sejarah Bendera Islam

Awal Mula Islam

Bendera DAISH

Di zaman nabi Muhammad, awal mula pasukan Muslim dan keretanya hanaya menggunakan warna dasar polos (biasanya hitam atau putih) sebagai penanda. Dalam beberapa generasi selanjutnya, pemimpin Muslim tetap menggunakan bendera berwarna polos hitam, putih, hijau tanpa ada tanda, tulisan, atau simbol apa pun. Nabi Muhammad menggunakan warna yang berbeda untuk tujuan Ghazwat (atau rombongan yang dipimpin oleh nabi Muhammad sendiri) dan Saraya ( atau rombongan yang dipimpin oleh para sahabat dan pengikut lainnya). Bendera utama nabi Muhammad, lambang hitam, dikenal sebagai al-'uqab (elang atau rajawali) adalah hitam polos tanpa ada simbol atau pun tanda. nama dan warna bendera ini berasal dari Quraish, salah satu dari suku arab, yang mana dahulu berwarna hitam dengan gambar elang dan juga dikenal sebagai "Elang".

Abad Pertengahan

Bendera keagamaan dengan tulisan digunakan pada masa abad pertengahan, sebagaimana ditampilkan pada miniatur dari abad ke-13 yang diilustrasikan oleh Yahya Ibnu mahmud al-Wasiti. Dari abad ke-14 ilustrasi dari Sejararah Tartar (History of the Tartars) oleh Hayton of Corycus (1243) menampilkan bangsa Mongol dan Seljuk menggunakan ragam atribut pangkat perang.

Bendera bulan sabit muncul pertama kali di Tunisia pada awal abad ke-14 dalam Buku Pengetahuan dari Penjuru Negeri (Book of Knowlege of All Kingdoms), sebelum Tunisia berada dibawah kekuasaan Ottoman pada 1574. Musium Angkatan Laut Spanyol (Spanish Navy Museum) di Madrid memajang 2 bendera angkatan laut Ottoman bertanggal 1613; keduanya berujung runcing, satu bendera berwarna hijau dengan bulan sabit putih.di bagian tepi, satu bendera lagi berwarna putih dengan dua garis merah di dekat pinggir bendera dan sebuah bulan sabit merah di bagian tepi.

Kekaisaran Ottoman

Era Modern

Bintang dan Bulan Sabit

Daulah Islamiyah sememangnya mempunyai bendera (Al-Liwa’) dan juga panji (Ar-Rayah). Inilah apa yang telah ditunjukkan oleh Muhammad semasa tegaknya Daulah Islamiyah pertama di Madinah al-Munawwarah pada tahun 622M. Dari segi bahasanya, bendera dan panji di dalam bahasa Arab disebut 'alam. Mengikut Kamus al-Muheet, dari akar kata rawiya, ar-rayah adalah al-'alam, yang jama’nya (majmuk) disebut sebagai rayaat. Juga disebutkan dari akar kata lawiya bahawa al-liwa' adalah al-'alam, yang jama’nya disebut sebagai alwiyah. Secara syar’ie, syara’ telah menjelaskan bahawa perkataan-perkataan di atas mempunyai maksud dan ciri-ciri yang tertentu.